Cerita Cinta 2 Sahabat

Arina……!!!
Seru perempuan yang berlari sambil ter engah-engah mengatur nafasnya itu. wajah perempuan itu kelihatan sedih sekali, sesekali sambil menyeka air matanya.
“Kenapa Mel? Kamu kenapa?” Sambut Arina sambil memeluk perempuan tadi. Melati namanya.
“Rin…Aku…Aku…Aku harus bagaimana Rin?” Melati terisak, kata-katanya pecah, suarannya parau, dan tampaknya ia begitu tertekan.
“Sabar Mel, sini duduk disini, tenangin diri dulu, baru kamu ceritain ke aku apa yang sudah terjadi” Arina menenangkan melati. yang ternyata sahabatnya Arina.
“Arina….Aku gak tahu dengan perasaanku ini.. aku takut, aku takut sekali” Melati mulai bercerita sambil menundukkan kepalanya.
Arina dengan sabar memeluk Melati erat sambil menenangkan sahabatnya itu.
“Aku takut dengan perasaanku sendiri Rin, Aku takut bahwa sebenarnya aku mulai mencintai lelaki itu Rin, lelaki yang aku sendiri baru melihatnya sekali, tapi senyumannya selalu menghampiri pikiran dan perasaanku, aku takut sekali rin, aku takut akan kembali jatuh cinta, aku harus bagaimana Rin?” Melati mulai menatap nanar Arina sambil menceritakan apa yang telah di alaminya.
Arina begitu terkejut dengan cerita melati, ia tak menyangka bahwa sahabatnya itu memiliki perasaan seperti itu kepada lelaki yang baru mereka lihat kemarin. Seolah melati telah mengenalnya dengan baik, sampai hati melati tergoyahkan oleh senyuman lelaki itu.
Arina tahu persis bagaimana melati telah menjaga perasaannya selama ini, ia paham kenapa melati begitu terpukul dengan perasaan yang mulai mengganggu pikirannya itu.
Arina pun seolah tak mampu mengatakan apa-apa… ia terus memeluk melati…

Bersambung

langit di sore hari dengan kabut yang tiada mau beranjak pergi ~

pemandangan yang masih menyisakan kabut, rintik-rintik mengalun merdu di sela kabut yang menyisa, kebekuan yang perlahan bertambah seiring rintikan hujan yang tiada henti. ketika kebekuan meyelimuti, keletihan demi keletihan bak tiada henti, goresan pena adalah salah satu penenteram hati, akhhhh menulis adalah bagian dari hidupku, sesutu yang membuatku bahagia dalah menulis, impian yang besar, angan-angan yang selalu menyelimuti pelupuk mata adalah menjadi penulis yang bermanfaat, penulis yang setiap tulisannya mampu menjadi penyejuk di setiap yang membaca. proses kehidupan adalah salah satu dari sekian kejadian yang mampu di rangkai menjadi makna, suasana yang teduh, dengan rintikan hujan menambah energi tersendiri untuk mengayunkan jari jemariku,
perasaan campur aduk, setiap fase yang kulalui memberikan pengalaman yang berharga, perasaan senang, sedih dalam menjani setiap proses kehidupan begitu berwarna,
setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam memaknai kata, memaknai kehidupan, memaknai apa yang kita punya,
proses kehidupan akan lebih indah dan bermakna di kala kita mengingat apa yang selama ini telah Tuhan berikan untuk kita, jiwa yang sehat, kebahagiaan, perasaan kepedulian terhadap sesama, dan yang paling penting adalah, dimana kita mempersiapkan bekal untuk di pertanggung jawabkan ketika menghadap kepadanya,
akhhhh ingin sekali bisa berbagi di satiap untaian kata yang ak rangkai lewat jemariku, bahagia rasanya ketika mengetahui bahwa tulisan kita masuk seleksi lomba menulis, haru rasanya, perasaan yang tak tergantikan, mulut yang tak hentinya mengucap syukur, perasaan yang seakan tidak percaya bahwa itu semua benar, akhhh bahagia sekali rasanya, bahwa nama kita melekat pada salah satu karya di buku, meski rindu itu curang, selalu bertambah tanpa tahu caranya berkurang, begitulah rinduku pada tulisan, rindu untuk selalu mengayunkan jemariku membentuk kata demi kata.

At Office
Sore hari dengan rintikan hujan dan kabut yang tiada mau beranjak pergi

chukahae Me

Antara sedih, bahagia bercampur jadi satu. Alhamdullilah Allah masih memberikan kesempatan untuk menjalani proses kehidupan ini, semoga umur yang di berikan di berikan keberkahan serta dalam lindunganNya.
bahagia karena banyak doa yang mengalir
sedih, entah kenapa ada sesuatu yang terus mengganjal di relung hati. entah apa, namun yang pasti buliran mutiara ini seakan enggan tertahan.
huft, penapun kehilangan daya untuk melukiskan setiap langkah.
pelan tapi pasti perasaan ini terus mengusikku,
akhhh… sebenarnya kenapa? bagaimana aku harus melukiskan proses kehidupan ini.
banyak doa yang mengalir membuatku bertahan untuk melalui setiap helaan nafas yang tersendat.
kata pun tak mampu lagi terangkai.
Rabb, terasa sesak, tapi aku sendiri tidak tahu harus melukiskan setiap nafas yang tersendat ini seperti apa
akankah buliran ini menjadi satu-satunya tinta yang mampu menguraikan setiap makna?
yang pasti kelumpuhan ini selalu aku sandarkan padaMu.
mungkin aku sendiri tidak tahu cara menguraikannya, tapi aku percaya hanya dengan kekuatanMu aku mampu bersandar.

Tetes Hujan

alunan rintik begitu merdu terdengar
indah dan begitu memiliki makna dalam setiap tetesnya
kala rintikmu terurai menyentuh bumi, begitu banyak kesejukan di dalamnya
rintikmu begitu menghanyutkan dalam lamunan

anganku melayang ketika melihat setiap tetes yang jatuh perlahan
berkah yang Engkau turunkan saat hujan turun membuatku menteskan buliran kristal yang hangat di pipi
dengan menutup mata perlahan aku mulai percakapanku padaMu
rasa rinduku… perasaan yang aku sandarkan… cinta yang hanya berhak Engkau miliki ya Rabb
semua itu hanya padaMu aku sandarkan

aku selalu ingin berkarya dalam setiap goresan penaku
aku ingin menulis setiap langkah kehidupan ini untuk di jadikan sebuah proses yang bermakna
kepingan – kepingan yang mulai tercecer akan ku jadikan sebuah karya yang memiliki makna.

Di saat narasi kehidupan memulai cerita ~

hari ini, esok dan seterusnya… seakan tiada henti kehidupan penuh dengan kejutan. kejutan yang selalu akan menjadikan setiap goresan penaku penuh makna. setiap bait kehidupan kita memiliki babak tersendiri untuk kita lukiskan.
entah bagaimana melukiskan di setiap babak kehidupan kita, ada hari dimana saat jemari ini enggan untuk menuliskan. ada hari di mana saat jemari ini dapat melukiskan di setiap kejadian, huft… mungkin bulir kristal yang mengalir mampu melukiskan di setiap helaan nafas.
tarikan nafas mulai tersendat dan jemari inipun seakan tak mampu lagi untuk melukiskan…
tetapi yang pasti bahwa di setiap babak kehidupan kita memiliki cerita yang akan selalu menarik untuk di uraikan… akan menjadi sebuah untaian dari setiap kata yang keluar dari tarian jemariku… selalu akan ada cerita di balik bulir kristal yang indah.
kehidupan yang setiap narasinya akan selalu memiliki cerita yang menarik untuk di nantikan…
bahwa setiap goresan pena akan menjadi sebuah karya yang penuh makna…
buliran kristal akan selalu menemani jemariku untuk merangkai setiap kata menjadi makna.