langit di sore hari dengan kabut yang tiada mau beranjak pergi ~

pemandangan yang masih menyisakan kabut, rintik-rintik mengalun merdu di sela kabut yang menyisa, kebekuan yang perlahan bertambah seiring rintikan hujan yang tiada henti. ketika kebekuan meyelimuti, keletihan demi keletihan bak tiada henti, goresan pena adalah salah satu penenteram hati, akhhhh menulis adalah bagian dari hidupku, sesutu yang membuatku bahagia dalah menulis, impian yang besar, angan-angan yang selalu menyelimuti pelupuk mata adalah menjadi penulis yang bermanfaat, penulis yang setiap tulisannya mampu menjadi penyejuk di setiap yang membaca. proses kehidupan adalah salah satu dari sekian kejadian yang mampu di rangkai menjadi makna, suasana yang teduh, dengan rintikan hujan menambah energi tersendiri untuk mengayunkan jari jemariku,
perasaan campur aduk, setiap fase yang kulalui memberikan pengalaman yang berharga, perasaan senang, sedih dalam menjani setiap proses kehidupan begitu berwarna,
setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam memaknai kata, memaknai kehidupan, memaknai apa yang kita punya,
proses kehidupan akan lebih indah dan bermakna di kala kita mengingat apa yang selama ini telah Tuhan berikan untuk kita, jiwa yang sehat, kebahagiaan, perasaan kepedulian terhadap sesama, dan yang paling penting adalah, dimana kita mempersiapkan bekal untuk di pertanggung jawabkan ketika menghadap kepadanya,
akhhhh ingin sekali bisa berbagi di satiap untaian kata yang ak rangkai lewat jemariku, bahagia rasanya ketika mengetahui bahwa tulisan kita masuk seleksi lomba menulis, haru rasanya, perasaan yang tak tergantikan, mulut yang tak hentinya mengucap syukur, perasaan yang seakan tidak percaya bahwa itu semua benar, akhhh bahagia sekali rasanya, bahwa nama kita melekat pada salah satu karya di buku, meski rindu itu curang, selalu bertambah tanpa tahu caranya berkurang, begitulah rinduku pada tulisan, rindu untuk selalu mengayunkan jemariku membentuk kata demi kata.

At Office
Sore hari dengan rintikan hujan dan kabut yang tiada mau beranjak pergi

Tetes Hujan

alunan rintik begitu merdu terdengar
indah dan begitu memiliki makna dalam setiap tetesnya
kala rintikmu terurai menyentuh bumi, begitu banyak kesejukan di dalamnya
rintikmu begitu menghanyutkan dalam lamunan

anganku melayang ketika melihat setiap tetes yang jatuh perlahan
berkah yang Engkau turunkan saat hujan turun membuatku menteskan buliran kristal yang hangat di pipi
dengan menutup mata perlahan aku mulai percakapanku padaMu
rasa rinduku… perasaan yang aku sandarkan… cinta yang hanya berhak Engkau miliki ya Rabb
semua itu hanya padaMu aku sandarkan

aku selalu ingin berkarya dalam setiap goresan penaku
aku ingin menulis setiap langkah kehidupan ini untuk di jadikan sebuah proses yang bermakna
kepingan – kepingan yang mulai tercecer akan ku jadikan sebuah karya yang memiliki makna.

Pernahkah bertanya pada hati???

pernahkah kamu bertanya pada hati??? yap… hati. sesuatu yang selalu orang pertanyakan kejelasannya. banyak makna yang terpendam dalam hati, banyak kata yang tak mampu terucap meski hati ingin mengatakan. ketika kabut sendu menutupi..dan mentari enggan untuk menampakkan wajahnya… saat itulah hati bertanya. apa? kenapa? dan bagaimana?
langit biru tak lagi nampak dengan keceriaannya… selalu ada kabut sendu yang menggiringi langkah.. saat itulah arah keberadaan cahaya seaakan lenyap dari pandangan.
entah apa yang membuat kabut kembali dengan wajah sendunya.
perasaan berkecamuk dalam hatipun bermunculan… cemas, khawatir, takut, bingung, diam dalam keheningan. saat itulah hati akan mengatakan pada buliran mutiara yang dengan hangatnya membasahi kedua pipi… menangislah ketika hati tak juga mampu menjelaskan berbagai kabut yang tiba-tiba menjelma… menangislah ketika hati tak mampu lagi menemukan seberkas cahaya.
entah kapan dan bagaimana caranya… mungkin hati akan selalu bertanya.. tapi satu yang membuat hati selalu yakin.. bahwa langit biru akan kembali bersama mentari yang tersenyum dengan ceria.

#efekjam9masihdikantor :p
@Office

baiklah aku akan berhenti

baiklah aku akan berhenti. aku berhenti sampai di sini. sampai air mata menemukan muaranya. sampai kepingan ini tercecer menimbulkan luka.
baiklah aku berhenti di sini. ketika aku berhenti, mungkin aku tidak akan menoleh lagi. aku berhenti sampai di sini. entah ini sebuah akhir ataukah awal. tapi yang pasti aku berhenti.

sebuah rasa

tidak semua perasaan itu bisa di mengerti, tidak semua yang ada bisa di nilai dengan perasaan itu sendiri.
ketika kata yang satu tidak bertemu dengan kata yang lain, maka yang hadir akan nampak seperti tidak bermakna.
ketika kepingan hati mulai tercecer, rasa tidak mengerti akan setiap kata yang terangkai tidak akan pernah menjadi makna.
ketika luka menganga, ketika rasa harus mengalahkan logika. yang menjelma hanya sebuah buliran mutiara yang mengalir di sudut mata.
apa, bagaimana, dan seperti apa. seperti apa kehidupan ini tercipta, seperti apa sebuah rasa tercipta. dan bagaimana sebuah rasa akan menemukan jalannya.
ketika kepingan yang mulai terbentuk perlahan berserakan, ketika semua jawab tak mampu mengurai semua tanya yang ada.
lalu seperti apa rasa beriringan dengan kepingan yang mulai tercecer kembali.